REKAYASA AKUAKULTUR
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Alda
.K. Assagaf
NIM :
2010-65-007
Prodi :
Budidaya Perairan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolam merupakan lahan yang
dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk
pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis
(Susanto, 1992), kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas
dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis
hewan budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan
juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam
harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
-
Fungsi dan
manfaat kolam
1.
Fungsi ekologis:
(a) habitat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan air,
(b) sumber plasma nutfah
2. Manfaat ekonomis kolam:
(a) menghasilkan berbagai sumber daya alam bernilai ekonomis,
(b) meningkatkan perekonomian masyarakat,
(c) sarana pariwisata / rekreasi.
-
Proses pembuatan
kolam
Kolam merupakan lahan
basah buatan yang dapat dikelola dan diatur langsung oleh manusia untuk
kebutuhan budidaya ikan. Berdasarkan proses pembentukannya, kolam dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu kolam yang sengaja dibangun dan kolam yang
tidak sengaja dibangun.
-
Tipe-tipe kolam
- Tipe Kolam berdasarkan sumber air:
(a) kolam tadah hujan,
(b) kolam mata air,
(c) kolam berperairan
setengah teknis,
(d) kolam berperairan
teknis.
- Tipe kolam berdasarkan kegunaannya:
(a) kolam pemeliharaan induk,
(b) kolam pemijahan / perkawinan,
(c) kolam penetaan telur,
(d) kolam pendederan,
(e) kolam pembesaran,
(f) kolam penumbuhan makanan alami,
(g) kolam pengendapan,
(h) kolam penampungan hasil.
- Tipe kolam berdasarkan aliran air:
(a) kolam air tergenang
(stagnant water ponds),
(b) kolam air air
mengalir / kolam air deras (running water pond).
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis
wadah kolam,
2. Untuk mengetahui syarat
wadah kolam yang baik untuk budidaya
3. Mengetahui kondisi tanah
yang baik membuat kolam
4. Mengetahui kontruksi
kolam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenisjenis
Wadah Kolam
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
Ø Tradisional/ekstensif,
kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian
kolamnya terbuat dari tanah.
Ø Semi
intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.
Ø Intensif,
kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari
tembok.
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air
yang digunakan adalah kolam air mengalir/running water dengan sumber air
berasal dari sungai atau saluran irigasi dimana pada kolam tersebut selalu
terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 l/detik) dan kolam air tenang/
stagnant water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah
sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang
masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 – 5 l/detik) dan hanya
berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan
untuk membudidayakan ikan berdasarkan proses budidaya dan fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kolam antara lain adalah kolam pemijahan, kolam
penetasan, kolam pemeliharaan/ pembesaran, kolam pemberokan induk. Kolam
pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat sebagai tempat perkawinan
induk-induk ikan budidaya. Ukuran kolam pemijahan ikan bergantung kepada ukuran
besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan dipijahkan dalam setiap kali
pemijahan. Bentuk kolam pemijahan biasanya empat persegi panjang dan lebar
kolam pemijahan misalnya untuk kolam pemijahan ikan mas sebaiknya tidak terlalu
berbeda dengan panjang kakaban.Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan mas membutuhkan
ukuran kolam pemijahan 3 x 1,5 m dengan kedalaman air 0,75 – 1,00 m.
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem
pengairan yang baik yaitu mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air
yang mengalir serta bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan
bersih dari kotoran atau rumput-rumput liar.
Telur ikan sebaiknya dasar kolam
penetasan terbuat dari semen atau tanah yang keras agar tidak ada lumpur yang
dapat mengotori telur ikan sehingga telur menjadi buruk atau rusak. Ukuran
kolam penetasan disesuaikan juga dengan skala usaha. Biasanya untuk memudahkan
perawatan dan pemeliharaan larva, ukurannya adalah 3 x 2 m atau 4 x 3 m.
Kolam pemeliharaan benih adalah
kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat
berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan
menjadi kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif
atau tradisional sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika
dipupuk dapat tumbuh pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan.
Kolam pemberokan adalah kolam yang
digunakan untuk menyimpan induk-induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang
akan dijual/angkut ke tempat jauh.
Berdasarkan aliran air yang masuk,
kolam dibedakan menjadi 2 macam.
1. Kolam air
tergenang (stagnant water pond)
Kolam air tergenang biasanya ditandai dengan luasnya
yang relatif besar. Meskipun dikatakan kolam air tergenang, bukan berarti tidak
ada aliran air sama sekali. Aliran air biasanya dimaksudkan untuk mengganti
kebocoran dan penguapan. Jadi aliran air ini tidak begitu berpengaruh pada
kehidupan jasad renik di kolam tersebut.
2. Kolam air
mengalir (running water pond)
Berbeda dengan jenis yang pertama, kolam air mengalir
(ruining water pond) biasanya berukuran kecil. Aliran air yang deras
menyebabkan kolam miskin jasad hidup. Dengan aliran air yang deras diharapkan
air kolam kaya oksigen. Dasar kolam biasanya gersang.
Menurut Sumber Airnya
Bila ditinjau dari sumber airnya,
ada 4 jenis kolam, yaitu kolam tadah hujan, kolam mata air, kolam berpengairan
setengah teknis, dan kolam berpengairan teknis.
1.Kolam tadah hujan
Kolam tadah hujan yaitu kolam yang
sumber airnya hanya diperoleh dari air hujan. Contohnya adalah kolam
galian pasir dan kolam bekas galian batu bata. Ciri-ciri dari kolam ini adalah:
• Tidak ada pintu pemasukan dan pengeluaran air
sehingga sirkulasi air tidak ada.
• Mengalami banjir pada saat hujan besar dan
kekeringan pada saat musim kemarau panjang
Terutama bagi kolam yang dangkal
• Pematang kolam sangat lebar atau tidak ada sama
sekali.
2. Kolam mata air
Sumber air kolam ini adalah mata air
(tuk, Jawa). Mata air ini biasanya berada di dekat kolam, tetapi terkadang
menjadi satu dengan kolam. Jenis kolam ini biasanya lebih terjamin kontinuitas,
airnya dibandingkan dengan kolam tadah hujan. Namun, kualitas air biasanya
kurang baik karena miskin unsur hara dan pH nya rendah. Kolam mata air biasanya
banyak ditemukan di daerah pegunungan seperti di Ngrajeg, Muntilan (Jawa
Tengah), Sukabumi, Cianjur, Bogor (Jawa Barat).
Kolam mata air terancam
keberadaannya karena industri air minum kemasan dan industri air minum isi
ulang yang terus berkembang. Kepentingan ekonomi menjadikan air dari mata air
tersebut menjadi air minum kemasan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi. Penulis pernah melakukan survey ke sebuah lahan dekat mata air yang
ternyata kemudian penulis ketahui bahwa calon investor bukan hendak membangun
kolam ikan melainkan mengincar sumber airnya untuk dibuat sebagai bahan baku
air minum kemasan.
3. Kolam berpengairan setengah teknis
Kolam berpengairan setengah teknis
yaitu kolam yang mendapatkan pengairan dari saluran irigasi setengah teknis.
Maksud dari setengah teknis adalah sebagian besar saluran airnya masih
merupakan tanah biasa dan hanya sedikit yang ditembok. Pengaturan air tentu
saja lebih teratur dibandingkan kedua jenis kolam sebelumnya. Ketika musim
hujan kolam ini tidak terkena banjir karena pemasukan dan pengeluaran airnya
bisa diatur dan pematangnya pun cukup kuat dan lebar. Namun apabila musim
kemarau panjang, kolam ini kemungkinan masih akan mengalami kekurangan air,
karena sebagian besar airnya dimanfaatkan untuk tanah pertanian sehingga kolam
ini tidak mendapat suplai air.
4. Kolam berpengairan teknis
Kolam berpengairan teknis adalah
kolam yang mendapatkan air yang cukup sepanjang tahun dari saluran irigasi
tersier. Saluran pembagi air yang menuju komplek perkolaman sebagian besar atau
seluruhnya sudah ditembok sehingga pengaturan airnya lebih mudah. Bentuk
kolamnya pun biasanya telah memenuhi kriteria teknik. Kolam yang tersebut dapat
ditemukan pada instansi pemerintah yang bergerak di bidang Penelitian dan
Pengembangan Budidaya lkan, misalnya : Balai Benih Ikan baik lokal maupun
central, Balai Budidaya Air Tawar, Lembaga Penelitian Perikanan Darat, Sekolah
Usaha Perikanan Menengah Jurusan Budidaya Air Tawar, dan lain sebagainya. Kolam
berpengairan teknis ada juga yang dimiliki oleh masyarakat umum, namun biasanya
tidak begitu luas dan merupakan kolam air deras (Running Water Pond). Kolam air
deras banyak ditemukan di daerah Jawa Barat seperti : Bogor, Bandung, Sukabumi,
Cianjur, sedangkan seluruh ikan yang dipelihara adalah ikan mas (Cyprinus
carpio).
Karena selama ini hanya ikan mas
yang memberikan respon positif terhadap pemberian makanan tambahan. Artinya,
semakin berkualitas makanan yang diberikan dalam kuantitas yang cukup dan
secara kontinyu, akan memberikan pertumbuhan badan yang sebanding. Itulah yang
menyebabkan Ikan mas menjadi komoditi yang paling dominan pada pemeliharaan
ikan jaring terapung di peraian umum yang diberikan makanan tambahan. Sedangkan
ikan nila (Tilapia nilotica) menempati jaring kedua, yang dipelihara hanya
dengan memanfaatkan sisa makanan lkan mas dan lumut yang tumbuh di jaring.
B.
Syarat kolam ikan yang baik untuk budidaya
Suatu kolam ikan yang baik untuk budidaya harus
mempunyai unsur sebagai berikut
- Luas tiap petak kolam berkisar antara 100-1000 m²
- Kedalam air antara 50-150 cm
- Pemasukan air langsung dari sumber yang belum
terpolusi dan harus ada cadangan pintu pemasukan air.
- Pengeluaran air harus langsung ke saluran
pembuangan
- Tekstur tanah yang baik untuk dijadikan pematang
adalah yang tidak porous dan tidak mudah longsor.
- Lebar pematang antara 1-2 m.
- Air yang masuk ke dalam kolam harus jernih atau
sudah melewati bak pengendapan.
Berdasarkan kriteria di atas, dapat
disimpulkan bahwa suatu kolam yang baik harus mempunyai konstruksi sebagai berikut
: ada saluran pemasukan dan pengeluaran, ada pintu pemasukan dan pengeluaran
air, pematang yang kokoh dengan lebar antara 1-2 m, dan kedalaman kolam maupun
air harus cukup yaitu 50-150 cm.
C.
Kondisi tanah yang baik untuk membuat kolam ikan
Keadaan jenis tanah penting
diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kemiringan serta besar kecilnya
pematang.
Pemeliharaan ikan dikolam sangat
terpengaruh pada pematang untuk menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika
tanah dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. Tanah liat
berpasir atau lempung liat cukup berpasir biasanya memiliki plastisitas dan
tidak porous.
Ciri tanah dengan plastisitas
tinggi biasanya tidak mudah terputus ketika dibentuk memanjang seperti pencil,
tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan dipijat dengan jari. Tanah
dengan plastisitas tinggi juga ditandai dengan tidak terlalu menciut apabila
kering dan tidak terlalu lengket apabila basah. Tanah sawah memiliki
plastisitas yang rendah dimana biasanya ditandai retak-retak apabila
kering (biasa disebut selo) dan lengket apabila basah.
Jenis tanh yang baik untuk membuat kolam ikan adalah:
- Tanah liat atau lempung yang sedikit berpasir
(sandy loom), tanah liat ini berkadar liat 35-55% biasanya bersifat hidup
dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya yaitu dengan cara menggenggam
tanah tersebut (cara ini mungkin cara yang paling efektif). Tanah ini
apabila dibentuk tidak mudah pecah dan tidak melekat ditangan apabila
dibentuk sesuatu.
- Tanah lempung liat berpasir, terapan atau
beranjang dengan kadar liat sekitar 20-35%. Kedua tanah ini sangat kuat
untuk menahan air, sehingga cocok untuk pembuatan kolam budidaya ikan.
- Tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar
dengan kadar liat hanya sekitar 30%. Jenis tanah ini awalnya memang sangat
sulit untuk menahan air. Namun lama-kelamaan dengan pengolahan tanah yang
baik dan terus menerus, ditambah adanya sedimen atau endapan tanah yang
terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan akan air. Kolam di daerah pegunungan
biasanya tergolong jenis ini, mengandung banyak pasir tetapi cukup layak
dibuat pematang.
Tanah dengan kandungan pasir yang
banyak (lebih dari 70%) terutama yang berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam
karena tidak bisa menahan air dan sulit dibentuk. Jenis tanah yang demikian
masih memungkinkan apabila keseluruhannya dibeton atau ditrembok.
D.
Konstruksi kolam
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk
budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk
membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air
atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor.Bentuk kolam yang
akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah
kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar,
berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini
yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam.
Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
-
Pematang Kolam.
Langkah-langkah pembuatan pematang sebagai beriku
1. Tanah yang
akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman harus¬lah dibersihkan dari rumput,
batuan dan segala macam kotoran organik maupun anorganik.
2. Pemasangan
propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan bentuk pematang yang
dikehendaki.
3. Tanah bagian
atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan humus digali dan
dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar lapisan tanah yang subur
dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya. Lagipula apabila tanah digali
biasanya lapisan tanah yang subur ini justru akan menyebabkan kebocoran kolam
apabila ikut tertimbun sebagai pernatang.
4. Supaya lebih
memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di tanah yang akan
dijadikan pematang dibuat galian dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm sebagai
poros atau sumbu pematang.
5. Kemudian
ditimbun tanah baru dari hasil penggalian tanah yang akan dijadikan kolam.
Agar tanah tidak longsor maka bagian atas pernatang
sebaiknya ditanarni rumput.
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor. Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolamini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor. Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolamini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan untuk pematang bentuk trapesium sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam tersebut dibuat dengan pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 4 m pada kedalaman kolam 1 m.
-
Dasar Kolam Dan Saluran
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter (Gambar 2.18).
Cara pengukuran yang mudah untuk
mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang
kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air
ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling
bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan
ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung
selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan.
-
Pintu Air
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya (Gambar 2.20).
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan
pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan
diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat
dibuat dua model yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian
sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L.
Pada kolam beton pintu pemasukan dan
pengeluaran air menggunakan sistem monik. Pada pintu air sistem monik ini ada
celah penyekatnya dan dapat dibuat lebih dari satu. Celah penyekat ini
berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Papanpapan
kayu ini dapat dibuka dan diatur yang pengaturannya disesuaikan dengan
kebutuhan. Pada pintu air ini papan penyekatnya dapat diganti dengan saringan.
Persyaratan konstruksi teknik dalam
membuat bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan secara prinsip hampir sama
dengan kolam dimana harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tetapi
dasar bak pada umumnya adalah rata. Konstruksi pintu dan pemasukan air pada bak
dapat dibuat dengan model pembuatan instalasi air untuk pemasukan air dan
pengeluaran airnya menggunakan pipa paralon (PVC) dengan bentuk huruf L.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolam merupakan lahan
yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan
untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian
teknis (Susanto, 1992), kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya
terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan
air, jenis hewan budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup
ikan juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya
kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
Jenis-jenis
kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan
diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
Ø Tradisional/ekstensif,
kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian
kolamnya terbuat dari tanah.
Ø Semi
intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.
Ø Intensif,
kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari
tembok.
DAFTAR
PUSTAKA
Lani Puspita et al
(2005). Lahan Basah Buatan di Indonesia. Bogor: Wetlands International-
Indonesian Programme
Sitanala Arsyad
(2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press